Batam – Suasana haru bercampur amarah menyelimuti keluarga Muhammad Ridwan Ramadhani dan Raka Bagus Sanjaya, dua anak yang tewas tragis akibat tenggelam di Pantai Mutiara Kepri. Keluarga besar korban, yang didukung oleh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) di Batam, menuntut pertanggungjawaban dari pihak pengelola pantai atas insiden ini. KKSS bahkan menyatakan siap menggelar aksi besar-besaran jika tuntutan mereka tidak segera direspons dengan tindakan nyata dari pengelola.
Tuntutan Keluarga Korban: Pengelola Pantai Harus Tanggung Jawab Penuh
Keluarga korban dan KKSS menegaskan bahwa pihak pengelola Pantai Mutiara Kepri harus bertanggung jawab secara penuh atas keselamatan pengunjung, yang menurut mereka diabaikan sehingga menyebabkan hilangnya nyawa dua anak ini. Mereka menganggap pengelola lalai dalam menyediakan fasilitas dan pengawasan keamanan yang memadai di kawasan wisata tersebut.
“Kami menuntut pertanggungjawaban penuh atas peristiwa ini. Jika pengelola tidak menunjukkan iktikad baik, KKSS Batam siap mengerahkan massa untuk menuntut penutupan sementara Pantai Mutiara Kepri,” ujar salah satu perwakilan keluarga korban dengan nada geram.
Klarifikasi yang Dinilai Tidak Sesuai dari Pengelola
Keluarga korban juga mengungkapkan adanya perbedaan informasi yang disampaikan oleh pengelola kepada pihak Dinas Pariwisata Batam. Menurut keluarga, pengelola mengklaim telah mengeluarkan bantuan kepada mereka, namun pernyataan ini dibantah keras oleh pihak keluarga. Mereka menegaskan bahwa tidak ada kompensasi atau bantuan sepeser pun yang diberikan hingga saat ini.
“Kami tidak menerima bantuan apapun dari pengelola Pantai Mutiara. Semua yang disampaikan hanya janji-janji tanpa realisasi,” ujar seorang kerabat korban.
Mediasi Gagal, Kompensasi Tak Memadai
Upaya mediasi yang dilakukan oleh perwakilan Dinas Pariwisata, Rian, menemui jalan buntu karena pengelola hanya menawarkan kompensasi sebesar Rp 10 juta, jumlah yang dinilai sangat tidak memadai oleh keluarga. Mereka menuntut agar pengelola menunjukkan empati dan kepedulian nyata atas kehilangan yang dialami keluarga korban.
Sikap Tegas Nursalim Tinggi, Ketua IWO Indonesia Provinsi Kepulauan Riau
Ketua IWO Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Nursalim Tinggi, turut menyatakan kekecewaan yang mendalam atas sikap pengelola Pantai Mutiara Kepri. Menurutnya, pengelola seharusnya bersikap lebih bertanggung jawab dan menunjukkan empati dalam menghadapi tragedi ini.
"Sungguh memalukan melihat bagaimana pihak pengelola pantai ini seolah lepas tangan. Mereka tidak hanya lalai dalam memastikan keamanan pengunjung, tetapi juga gagal menunjukkan rasa kemanusiaan setelah tragedi ini terjadi. Sikap acuh mereka benar-benar mengecewakan," tegas Nursalim.
Ia menambahkan bahwa standar keselamatan dan keamanan di setiap destinasi wisata seharusnya menjadi prioritas utama. Jika pengelola wisata hanya mencari keuntungan tanpa memperhatikan keselamatan pengunjung, maka kehadiran mereka justru membahayakan masyarakat.
"Kami akan terus mendampingi keluarga korban sampai mereka mendapatkan keadilan yang layak. Jika perlu, kami siap mendukung aksi besar-besaran agar insiden seperti ini tidak terulang kembali di destinasi wisata lainnya," tutup Nursalim.
Nursalim juga mengajak masyarakat Batam untuk mendukung perjuangan keluarga korban dalam mencari keadilan, serta mendorong pemerintah dan dinas terkait untuk memperketat pengawasan terhadap keamanan di setiap lokasi wisata di Kepulauan Riau.(Nursalim Turatea).