Batam, Batamnews – Debat putaran kedua Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwako) Batam 2024 berakhir dengan kekecewaan setelah pasangan calon nomor urut 02, Amsakar-Li Claudia Candra, menolak naik panggung. Keputusan ini memicu kontroversi dan mencerminkan ketidaksiapan mereka dalam menghadapi debat terbuka.
Sementara itu, pasangan calon nomor urut 01, Nuryanto-Hardi S Hood, yang hadir tepat waktu dan siap mengikuti acara, mendapat pujian atas profesionalisme dan komitmen mereka terhadap proses demokrasi.
Paslon 02: Antara Kontroversi dan Ketidaksiapan
Debat yang dijadwalkan pukul 14.00 WIB di Hotel Crown Vista mengalami penundaan hampir dua jam karena paslon 02 baru tiba pukul 15.50 WIB. Ketegangan memuncak ketika Li Claudia menolak naik ke panggung dengan alasan keberatan terhadap aturan larangan membawa ponsel selama debat.
Langkah tersebut dianggap banyak pihak sebagai sikap yang tidak profesional. “Aturan debat sudah jelas. Kalau mereka tidak bisa mematuhi hal sederhana seperti ini, bagaimana mereka bisa memimpin kota dengan aturan yang lebih kompleks?” ujar seorang pengamat politik.
Kekecewaan juga dirasakan oleh pendukung paslon 01 yang telah menunggu sejak siang. Salah satu pendukung berkomentar, “Ini bukan soal aturan kecil, tapi soal keberanian dan kesiapan untuk tampil di hadapan rakyat. Sikap ini menunjukkan bahwa mereka tidak siap.”
Paslon 01: Profesional dan Konsisten
Di sisi lain, pasangan Nuryanto-Hardi S Hood menunjukkan sikap profesionalisme yang kuat. Mereka hadir tepat waktu dan siap untuk menyampaikan visi-misi mereka di depan publik.
“Pemimpin itu harus siap kapan pun dan di mana pun untuk berdiri di hadapan rakyatnya. Paslon 01 sudah membuktikan bahwa mereka adalah pemimpin yang punya integritas dan komitmen,” ujar seorang pendukung paslon 01.
Kehadiran tepat waktu dan sikap hormat terhadap proses demokrasi menjadi nilai tambah bagi pasangan ini, yang dianggap lebih solid dan mampu menghadapi tekanan.
Dampak pada Persepsi Publik
Kejadian ini memberi pengaruh besar terhadap persepsi pemilih. Paslon 02 dinilai tidak memiliki karakter pemimpin yang tangguh, sementara paslon 01 dianggap lebih siap dan layak memimpin Batam.
Linayati Lestari, seorang pengamat politik, menilai bahwa momentum ini bisa menjadi penentu dalam Pilwako Batam 2024. “Masyarakat melihat siapa yang benar-benar serius dan siap memimpin. Ketegasan dan kesiapan menjadi faktor utama yang membentuk kepercayaan pemilih,” ujarnya.
Kesimpulan
Ketidaksiapan pasangan Amsakar-Li Claudia dalam debat putaran kedua menjadi sorotan negatif yang dapat memengaruhi elektabilitas mereka. Sebaliknya, sikap profesional dan konsistensi pasangan Nuryanto-Hardi S Hood menunjukkan bahwa mereka adalah calon pemimpin yang pantas dan dapat diandalkan.
Di tengah dinamika politik Pilwako Batam 2024, pemilih dihadapkan pada pilihan: pasangan yang siap menghadapi tantangan atau yang mudah goyah oleh hambatan kecil. Pilihan ada di tangan rakyat Batam.(Redaksi)