TRIBUN SILAMPARI

Tegas, Tepat dan Terukur

Tragedi di Balik Persembahan Adat Angngaru: Peringatan untuk Menjaga Tradisi dengan Bijaksana


 

Oleh: Nursalim Turatea, Ketua Ikatan Wartawan Online Indonesia Provinsi Kepulauan Riau


Pangkep, Sulawesi Selatan – Sebuah insiden tragis terjadi di tengah kegembiraan pesta pernikahan yang diadakan di Kampung Malise, Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, Selasa (29/10/2024). Di saat para tamu tengah menyaksikan dengan khidmat persembahan adat Angngaru untuk menyambut mempelai pengantin, tiba-tiba suasana berubah mencekam ketika pria berinisial F, yang bertindak sebagai pengisi acara, mengalami kecelakaan fatal. Dalam upaya mempertunjukkan keberanian melalui ritual sakral tersebut, F tanpa sengaja tertusuk badik yang digunakannya, sehingga menyebabkan luka serius yang merenggut nyawanya.


Angngaru, sebuah tradisi dari masyarakat Bugis-Makassar yang dikenal dengan simbol keberanian dan loyalitas, biasanya ditampilkan pada berbagai acara sakral, termasuk penyambutan tamu kehormatan maupun acara pernikahan. Dalam ritual ini, seorang pria akan menyampaikan sumpah keberanian sembari memegang badik, senjata tradisional Bugis-Makassar, untuk menunjukkan kesungguhan hati dan keberanian yang tak tertandingi. Ritual ini, yang diwariskan turun-temurun, bukan sekadar tradisi, namun bagian penting dari identitas dan harga diri suku Bugis-Makassar.


Peristiwa yang Merubah Kebahagiaan Menjadi Duka


Dalam video yang beredar, pria tersebut terlihat mengenakan jas tutu berwarna biru muda dengan songko recca di kepalanya—busana tradisional khas yang kerap dipakai dalam acara sakral. Dengan penuh dedikasi, F melangkah ke depan untuk menyambut mempelai pria. Di bawah sorotan pandangan tamu, ia mulai menjalankan ritual Angngaru. Namun, ketika sampai pada gerakan simbolis menusukkan ujung badik ke dada sebagai lambang keberanian, tak disangka badik itu menembus dada kirinya.


Menurut Kapolsek Labakkang, Iptu Aidil Akbar, korban adalah sepupu dari mempelai wanita. "Korban tidak sengaja menusukkan senjata badik yang digunakan dalam ritual tersebut ke bagian dadanya sendiri. Saat itu, ia tengah melakukan gerakan dalam persembahan Angngaru. Namun, senjata tersebut malah menembus bagian dada kirinya, menyebabkan korban langsung ambruk,” ungkap Iptu Aidil Akbar.


Sontak, suasana pernikahan yang semula penuh suka cita berubah menjadi kepanikan. Para tamu berusaha memberikan pertolongan, dan korban segera dilarikan ke Puskesmas Pundata Baji. Namun, upaya penyelamatan nyawanya tidak berhasil, dan ia dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan tersebut.


Memahami Makna dan Nilai Angngaru sebagai Warisan Budaya


Tradisi Angngaru sesungguhnya memiliki akar yang mendalam dalam budaya Bugis-Makassar. Sebagai sebuah prosesi yang kental dengan nilai keberanian, Angngaru dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan tanda kesungguhan hati. Gerakan dan tutur kata yang diucapkan dalam ritual ini menyiratkan pesan ketulusan dan sikap rela berkorban demi menjaga kehormatan serta martabat.


Namun, peristiwa ini seakan memberi peringatan bahwa tradisi yang dilestarikan pun perlu diimbangi dengan kewaspadaan. Kesakralan ritual ini memang tak bisa diragukan, tetapi penggunaannya juga perlu dipertimbangkan sesuai dengan keselamatan yang tidak boleh diabaikan. Terkadang, di balik setiap ritual atau simbol tradisional, ada risiko yang perlu dihadapi dengan bijaksana.



Komentar dan Imbauan untuk Mengedepankan Keselamatan dalam Menjalankan Tradisi


Sebagai Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, saya turut menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Tragedi ini sungguh mengharukan, sekaligus menjadi pengingat bahwa dalam setiap ritual, termasuk Angngaru, diperlukan kehati-hatian yang ekstra. Tradisi adalah warisan budaya yang begitu kaya, namun penerapannya tidak boleh mengabaikan aspek keselamatan. Saya mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan benda-benda berbahaya di acara tradisional atau adat.


Budaya adalah warisan yang sangat berharga, dan dalam pelaksanaannya, sebaiknya kita tetap berupaya mempertimbangkan aspek keselamatan agar nilai dan maknanya tetap bisa tersampaikan dengan baik tanpa membahayakan jiwa. Untuk itu, mungkin kita bisa mulai mempertimbangkan penggunaan benda atau alat yang lebih aman sebagai simbol dalam ritual Angngaru ini, tanpa harus mengurangi nilai sakral yang dikandungnya.


Kita tahu, masyarakat Bugis-Makassar dikenal memiliki karakter yang kuat dan berani, ciri khas yang menjadi kebanggaan suku kita. Namun, keberanian itu juga harus dibarengi dengan tindakan yang bijaksana dan penuh perhitungan. Sikap berani tanpa disertai perhitungan matang justru bisa menimbulkan tragedi, seperti yang terjadi dalam insiden ini. Penting bagi kita semua untuk terus memelihara kebudayaan, tetapi juga harus mampu menjaga keamanan dan kenyamanan para pelaku tradisi tersebut.


Menjaga Kelestarian Tradisi dengan Langkah Bijak


Kasus ini kiranya dapat dijadikan pelajaran agar tradisi tetap bisa dilestarikan dengan tetap menjaga keselamatan. Barangkali, langkah konkret yang dapat kita lakukan adalah melalui dialog bersama para tetua adat dan pemerhati budaya untuk mengevaluasi ritual-ritual yang melibatkan senjata tajam. Evaluasi ini bertujuan untuk mencari solusi agar nilai budaya tetap terlindungi, namun dengan metode yang lebih aman dan tidak membahayakan nyawa.


Sebagai pewaris tradisi dan identitas budaya, kita tentunya berharap agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Keberanian dan kebanggaan dalam menjalankan ritual adat sebaiknya tidak meninggalkan luka mendalam bagi keluarga maupun masyarakat. Tradisi Angngaru dan tradisi lainnya yang sarat dengan nilai-nilai luhur bisa dijaga dan diwariskan dengan cara-cara yang lebih aman, tanpa mengurangi esensi dan makna yang dikandung.


Mari kita jadikan insiden ini sebagai momentum untuk merefleksikan kembali cara kita melestarikan budaya, serta membangun langkah-langkah konkrit agar tradisi bisa terus hidup dan tetap aman dijalankan oleh generasi selanjutnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama